Sejarah Minangkabau
Sejarah lahirnya tanah Minangkabau yang ternyata lahir dari pertengkaran 3 anak Alexander Agung yang memperebutkan mahkota Raja sang Ayah. Sejarah ini tercatat dalam Tambo Minangkabau, yaitu sebuah karya sastra sejarah yang berisikan kisah dan legenda yang berkaitan dengan asal usul dari suku, nagari, dan tradisi yang ada di Minangkabau.
Dalam Tambo Minangkabau ini terekam bahwa Nagari Tuo Pariangan menjadi nagari yang dipercaya menjadi tempat pertama munculnya kehidupan di Minangkabau. Dikenal dengan ‘Tampuk Tangkai Alam Minangkabau’ yang berarti Nagari ini dipercaya sebagai tempat pertama adanya kehidupan di Tanah Minangkabau pada ratusan tahun yang lalu.
Dalam Tambo Minangkabau juga diceritakan bahwa masyarakat Minangkabau merupakan salah satu keturunan dari Alexander Agung. Menurut cerita, Alexander Agung merupakan seorang raja yang memiliki 3 orang Putra, yaitu Sultan Maharaja Dipang (Sutan Maharajo Dipang), Sultan Maharaja Alif (Sutan Maharajo Alif), dan Sultan Maharaja Diraja (Sutan Maharajo Dirajo).
Masing-masing anak dari ketiga anak Alexander Agung ini merasa memiliki hak yang sama besarnya dan memiliki ambisi yang sama untuk menggantikan posisi raja dari sang Ayah. Namun, dalam satu kerajaan hanya ada satu raja. Hingga pada suatu masa, ketika ketiga putra Alexander Agung sedang berada dalam sebuah kapal yang sama di tengah laut.
Di Atas kapal yang sedang berlayar tersebut, mereka bertengkar hebat, dan mereka merasa masing-masing dari diri mereka menjadi orang yang paling pantas menggantikan Alexander Agung sebagai seorang raja. Hingga puncaknya, ketiga anak tersebut memperebutkan mahkota raja yang ada di dalam kapal yang sedang mereka tumpangi.
Ketika sibuk bertengkar dan berdebat, tanpa disadari mahkota tersebut terlepas dan kemudian mahkota yang mereka inginkan itu jatuh bebas ke laut lepas. Ketika sadar yang mereka perebutkan tersebut hilang, ketiga anak Alexander Agung berusaha mencari mahkota yang hilang tersebut.
Namun, usaha yang mereka kerahkan untuk mencari mahkota tersebut berakhir sia-sia saja. Setelah tidak berhasil menemukan apa yang mereka perebutkan, akhirnya mereka melanjutkan pelayaran dengan tujuan yang berbeda-beda di setiap anaknya.
Pada akhirnya, Sutan Maharaja Diraja terdampar di sebuah puncak gunung yang dikenal dengan nama Gunung Merapi. Setelahnya, Daerah yang terletak di sekeliling Gunung Merapi inilah yang sekarang dikenal dengan Alam Minangkabau. ***
See Other Articles |