Inilah Tokoh Inspiratif Keturunan Minangkbau (Sumbar) yang Tak Terlupakan
Di Indonesia terdapat beberapa sosok inspiratif keturunan Minang, Sumatera Barat (Sumbar). Sebagian dari mereka lahir dan tumbuh di kampung halaman, namun ada juga yang lahir di luar Sumbar.
Pengalaman dan kontribusi mereka sangatlah berharga dan tidak akan terlupakan sebagai sosok berdarah Sumbar.Oleh karena itu, berikut adalah beberapa tokoh inspiratif keturunan Minang, Sumatera Barat (Sumbar).
1. Usmar Ismail
Usmar Ismail, mungkin bagi generasi muda namanya masih agak asing. Namun, jangan salah, dia merupakan Bapak Perfilman Indonesia. Usmar Ismail adalah sutradara pertama di Indonesia. Ia adalah orang pribumi Indonesia pertama yang memproduksi film dengan kru pribumi sejak kemerdekaan.
Pada tanggal 30 Maret 1950, Usmar Ismail menyutradarai film "Darah & Doa" atau "Long March of Siliwangi", yang diambil sebagai hari pertama produksi film Indonesia oleh sutradara pribumi.Usmar Ismail juga mendirikan perusahaan film nasional Indonesia yang bernama Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia).Setiap tanggal 30 Maret, kita memperingati Hari Film Nasional sebagai penghormatan kepada jasa Usmar Ismail.
2. A.A Navis
A.A Navis merupakan sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia. Salah satu karyanya yang sangat dikenal adalah "Robohnya Surau Kami". Kita pasti familiar dengan cerita ini karena sering muncul dalam buku pengantar Bahasa Indonesia di sekolah. Namun, kita mungkin tidak tahu siapa penulis di balik cerita tersebut.
Dua hari sebelum sepeninggalnya, A.A Navis masih meminta putrinya untuk membalas surat untuk Kongres Budaya Padang, bahwa ia tidak bisa hadir pada kongres tersebut di Bali. Ia juga meminta agar surat balasan yang bersedia mencetak cerpen terakhirnya dikirimkan kepada Balai Pustaka.
3. Roestam Effendi
Roestam Effendi adalah seorang penulis dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Belanda. Ia juga dikenal atas karya sastra menggunakan bahasa Melayu pada masa kolonial, seperti drama "Bebasari" dan antologi puisi "Pertjikan Permenoengan". Drama "Bebasari" pertama kali dipentaskan pada pertengahan tahun 1920-an dan merupakan karya sastra pertama dalam era sastra modern Indonesia.
4. Tan Malaka
Tan Malaka adalah seorang pemikir dan salah satu pendiri Republik Indonesia. Ia adalah orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang Republik Indonesia, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Gagasan tersebut ter dokumentasikan dalam bukunya yang berjudul "Naar de Republiek Indonesia". Tan Malaka memiliki rumah di Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang kini dibuka sebagai museum dan sarana pendidikan.
Meskipun begitu, jarang orang, terutama generasi muda, mengunjunginya. Tan Malaka memiliki banyak jasa dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Atas jasanya, Presiden Ir. Soekarno memberikan gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 53 pada 28 Maret 1963.
Karya-karya pemikiran Tan Malaka dapat ditemukan dalam bukunya seperti "Naar de Republiek Indonesia", "Madilog", "Garpolek", dan lain-lain.
Meskipun begitu, jarang orang, terutama generasi muda, mengunjunginya. Tan Malaka memiliki banyak jasa dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Atas jasanya, Presiden Ir. Soekarno memberikan gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 53 pada 28 Maret 1963.
Karya-karya pemikiran Tan Malaka dapat ditemukan dalam bukunya seperti "Naar de Republiek Indonesia", "Madilog", "Garpolek", dan lain-lain.
5. Muhammad Hatta
Muhammad Hatta adalah sosok atau tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan juga wakil presiden pertama Indonesia. Ia adalah salah satu pemikir terbesar bangsa Indonesia dan dikenal sebagai Bapak Proklamator bersama Soekarno. Hatta juga diakui sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Dalam perjuangan kemerdekaan, Hatta harus menghadapi penindasan hukum Belanda dan bahkan dipenjara. Namun, tantangan tersebut tidak menghentikan semangatnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Ayah Hatta, Muhammad Djamil, adalah seorang keturunan ulama Naqsyabandiyah di Payakumbuh, sementara ibunya, Siti Saleha, berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Dalam perjuangan kemerdekaan, Hatta harus menghadapi penindasan hukum Belanda dan bahkan dipenjara. Namun, tantangan tersebut tidak menghentikan semangatnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Ayah Hatta, Muhammad Djamil, adalah seorang keturunan ulama Naqsyabandiyah di Payakumbuh, sementara ibunya, Siti Saleha, berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi, Sumatera Barat.
6. Sutan Syahrir
Sutan Syahrir, yang dikenal dengan julukan "Si Kancil" dan "The Smiling Diplomat", merupakan perdana menteri pertama Indonesia setelah kemerdekaan pada tahun 1945. Berkat jasanya, pemerintah Indonesia menganugerahinya sebagai Pahlawan Nasional.
Sutan Syahrir adalah tokoh yang tak terpisahkan dari sejarah berdirinya Republik Indonesia. Ia adalah seorang pemikir dan perintis berdirinya Republik Indonesia. Sosok yang lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Ayahnya, Mohammad Rasad, adalah seorang yang terhormat di Sumatera, menjabat sebagai penasihat Sultan Deli dan kepala jaksa pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Sutan Syahrir adalah tokoh yang tak terpisahkan dari sejarah berdirinya Republik Indonesia. Ia adalah seorang pemikir dan perintis berdirinya Republik Indonesia. Sosok yang lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Ayahnya, Mohammad Rasad, adalah seorang yang terhormat di Sumatera, menjabat sebagai penasihat Sultan Deli dan kepala jaksa pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
7. Agus Salim
Agus Salim adalah seorang pejuang kemerdekaan yang dihormati sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 27 Desember 1961. Terkenal sebagai politikus, jurnalis, dan diplomat bahkan menyandang julukan "The Grand Old Man".
Agus Salim dikenal sebagai tokoh yang mahir dalam diplomasi dan berbahasa asing. Tak hanya satu, bahkan sampai tujuh bahasa asing, termasuk Bahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman.
Agus Salim dikenal sebagai tokoh yang mahir dalam diplomasi dan berbahasa asing. Tak hanya satu, bahkan sampai tujuh bahasa asing, termasuk Bahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman.
Sosok yang lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884 dengan nama lahir Masyhudul Haq, yang berarti pembela kebenaran. Ayahnya yang bernama Sutan Mohammad Salim, merupakan jaksa dan hakim kolonial di Tanjung Pinang.
8. Abdul Muis
Abdul Muis (ditulis dalam ejaan lama: Abdoel Moeis) lahir di Sungai Pua, Agam, pada 3 Juli 1883. Ia adalah pejuang kemerdekaan sejak Zaman Hindia Belanda. Meski sempat menjadi angota Volksraad, perlawanan terhadap pemerintah kolonial tak surut. Ia ditangkap dan diasingkan di Jawa Barat.
Abdul Muis (ditulis dalam ejaan lama: Abdoel Moeis) lahir di Sungai Pua, Agam, pada 3 Juli 1883. Ia adalah pejuang kemerdekaan sejak Zaman Hindia Belanda. Meski sempat menjadi angota Volksraad, perlawanan terhadap pemerintah kolonial tak surut. Ia ditangkap dan diasingkan di Jawa Barat.
Abdoel Moeis adalah pahlahwan nasional pertama yang dikukuhkan pemerintah Republik Indonesia. Presiden Sukarno menetapkannya sebagai pahlawan pada 30 Agustus 1959 melalui Kepres No 218 Tahun 1959.
9. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto pada 23 Agustus 1903. Yamin sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Pada 1928, aktif dalam kongres pemuda II yang membicarakan persatuan Indonesia.
9. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto pada 23 Agustus 1903. Yamin sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Pada 1928, aktif dalam kongres pemuda II yang membicarakan persatuan Indonesia.
Yamin adalah salah seorang konseptor Pancasila dan UUD 1945, penggali sejarah, sastrawan dan juga ahli bahasa. Di awal merdeka sempat menjadi menteri di beberapa departemen. Yamin wafat di Jakarta pada 17 Oktober 1962. Ia diangkat sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soeharto pada 6 November 1973 melalui Kepres Nompor 088/TK/Tahun 1973.
10. Rasuna Said
Rangkayo Hj. Rasuna Said lahir di Maninjau pada 14 September 1910. Rasuna adalah pendidik, tokoh politik, pejuang emansipasi sejak zaman Hindia Belanda. Rasuna Said adalah salah satu pendiri Persatuan Muslimin Indonesia (Permi). Di zaman penjajahan Belanda, pidato-pidatonya yang menentang pemerintah Hindia Belanda, membuatnya dipenjara pada 1932.
10. Rasuna Said
Rangkayo Hj. Rasuna Said lahir di Maninjau pada 14 September 1910. Rasuna adalah pendidik, tokoh politik, pejuang emansipasi sejak zaman Hindia Belanda. Rasuna Said adalah salah satu pendiri Persatuan Muslimin Indonesia (Permi). Di zaman penjajahan Belanda, pidato-pidatonya yang menentang pemerintah Hindia Belanda, membuatnya dipenjara pada 1932.
Di awal kemerdekaan, Rasuda said mewakili Sumatra Barat di KNIP. Pada masa perang kemerdekaan, ia terlibat di Front Pertahanan Nasional. Rasuna Said juga sempat menjadi anggota DPA. Rasuna Said wafat di Jakarta pada 2 November 1965. Rasuna Said diangkat jadi Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden No. 084/TK/Tahun 1974 Tanggal 13 Desember 1974.
11. Ilyas Ya'kub
H. Ilyas Ya'kub (juga ditulis Ilyas Yacoub) lahir di Asam Kumbang, Bayang, Pesisir Selatan, pada 14 Juni 1903. Ia adalah salah seorang pendiri Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang berjuang menentang politik kolonial Pemerintah Hindia Belanda, sampai dibuang ke Digul hingga Australia.
11. Ilyas Ya'kub
H. Ilyas Ya'kub (juga ditulis Ilyas Yacoub) lahir di Asam Kumbang, Bayang, Pesisir Selatan, pada 14 Juni 1903. Ia adalah salah seorang pendiri Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang berjuang menentang politik kolonial Pemerintah Hindia Belanda, sampai dibuang ke Digul hingga Australia.
Ia ikut bergerilya dalam perang kemerdekaan. Ilyas Yacoub ditetapkan sebagai pahlawan oleh Presiden BJ Habibie melalui Keputusan Presiden No. 074/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999.
12. Hazairin
Prof. Dr. Hazairin lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 28 November 1906. Hazairin anak dari pasangan Zakaria Bahri asal Bengkulu dan Aminah (asli Minangkabau). Ia adalah pakar hukum adat dan pernah menjabat menteri dalam negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo. Pada April 1946, Hazairin menjadi Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur Militer Sumatra Selatan.
12. Hazairin
Prof. Dr. Hazairin lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 28 November 1906. Hazairin anak dari pasangan Zakaria Bahri asal Bengkulu dan Aminah (asli Minangkabau). Ia adalah pakar hukum adat dan pernah menjabat menteri dalam negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo. Pada April 1946, Hazairin menjadi Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur Militer Sumatra Selatan.
Hazairin kemudian menjadi Guru Besar Hukum Adat dan Hukum Islam di Universitas Indonesia dan sejumlah perguruan tinggi. Hazairin wafat di Jakarta pada 11 Desember 1975. Ia dianugerahi pahlawan nasional oleh Presiden BJ Habibie melalui Keppres No. 74/TK/1999 tanggal 13 Agustus 1999.
13. Bagindo Aziz Chan
Bagindo Aziz Chan lahir di Padang pada 30 September 1910. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dari Bagindo Montok (ayah) dan Djamilah (ibu). Ia adalah wali kota Padang di masa perjuangan. Diangkat jadi wali kota pada 15 Agustus 1946, setelah sebelumnya menjadi wakil wali kota.
13. Bagindo Aziz Chan
Bagindo Aziz Chan lahir di Padang pada 30 September 1910. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dari Bagindo Montok (ayah) dan Djamilah (ibu). Ia adalah wali kota Padang di masa perjuangan. Diangkat jadi wali kota pada 15 Agustus 1946, setelah sebelumnya menjadi wakil wali kota.
Bagindo Aziz Chan gugur pada 19 Juli 1947 ditembak tentara Belanda, jelang Agresi Militer I. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada 2005 atas jasa-jasanya selama perjuangan ,melalui Keppres No. 82/TK/2005, 7 November 2005.
14. Adnan Kapau Gani
Adnan Kapau Gani Lahir di Palembayan, Agam, Sumatra Barat. AK Gani adalah seorang dokter, politisi dan tokoh militer. Ia pernah menjadi menteri, wakil perdana menteri hingga jadi gubernur di Sumatra Selatan.
14. Adnan Kapau Gani
Adnan Kapau Gani Lahir di Palembayan, Agam, Sumatra Barat. AK Gani adalah seorang dokter, politisi dan tokoh militer. Ia pernah menjadi menteri, wakil perdana menteri hingga jadi gubernur di Sumatra Selatan.
Berjuang sejak zaman Hindia Belanda, masuk tahanan di masa Jepang, saat perang kemerdekaan, ia banyak membantu perlengkapan militer melalui penyelundupan dari Singapura. AK Gani ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007 melalui Kepres No . 066 / TK / Tahun 2007 Tanggal 6 November 2007.
15. Mohammad Natsir
Mohammad Natsir Dt Sinaro Panjang lahir di Alahan Panjang, Solok dari orang tua asal Maninjau, Agam. Ayahnya Idris Sutan Saripado, pegawai pemerintah sempat bertugas di Alahan Panjang dan ibunya, Khadijah. Natsir menempuh pendidikan di Maninjau, Alahan Panjang, Padang dan Bandung.
15. Mohammad Natsir
Mohammad Natsir Dt Sinaro Panjang lahir di Alahan Panjang, Solok dari orang tua asal Maninjau, Agam. Ayahnya Idris Sutan Saripado, pegawai pemerintah sempat bertugas di Alahan Panjang dan ibunya, Khadijah. Natsir menempuh pendidikan di Maninjau, Alahan Panjang, Padang dan Bandung.
Pernah menjadi menteri penerangan. Saat memimpin Masyumi di parlemen RIS, Natsir melontarkan mosi kembali ke negara kesatuan. Mosi Integral Natsir itu akhirnya diikuti parlemen dan semua negara bagian sehingga RIS bubar. Pada 6 Novemver 2008, Presiden SBY menetapkan Natsir sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 041/TK/TH.2008
16. Buya Hamka
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) lahir di Nagari Sungai Batang, tepi Danau Maninjau, Agam pada 17 Februari 1908. Buya Hamka adalah ulama besar, pendidik, sastrawan dan pejuang kemerdekaan. Hamka adalah putra ulama besar Minangkabau Syekh Dr. Abdul Karim Amrullah. Selama hidup ia menulis 94 buku, termasuk Tafsir Al Azhar.
16. Buya Hamka
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) lahir di Nagari Sungai Batang, tepi Danau Maninjau, Agam pada 17 Februari 1908. Buya Hamka adalah ulama besar, pendidik, sastrawan dan pejuang kemerdekaan. Hamka adalah putra ulama besar Minangkabau Syekh Dr. Abdul Karim Amrullah. Selama hidup ia menulis 94 buku, termasuk Tafsir Al Azhar.
Buya Hamka wafat di RS Pertamina, Jakarta bertepatan dengan 22 Ramadan 1401 H, dalam usia 73 tahun 5 bulan. Buya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Pada 2011, Presiden SBY mengangkat Buya Hamka sebagai pahlawan nasional, antara lain karena jasanya selama perang kemerdekaan melalui Keppres No. 113/TK/2011, tanggal 7 November 2011.
17. Ruhana Kuddus
Ruhana Kuddus, lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada 20 Desember 1884. Ruhana merupakan kakak satu ayah Sutan Sjahrir. Ruhana adalah wartawati pertama Indonesia dan pendiri Surat Kabar Soenting Melajoe. Ruhana aktif meningkatkan pendidikan dan keterampilan kaum perempuan dengan mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang.
Ruhana Kuddus, lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada 20 Desember 1884. Ruhana merupakan kakak satu ayah Sutan Sjahrir. Ruhana adalah wartawati pertama Indonesia dan pendiri Surat Kabar Soenting Melajoe. Ruhana aktif meningkatkan pendidikan dan keterampilan kaum perempuan dengan mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang.
Ruhana wafat di Jakarta pada 17 Agustus 1972. Ruhana Kuddus ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/TK Tahun 2019 tanggal 7 November 2019.
18. Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol adalah seorang ulama, pemimpin, dan pejuang yang melawan Belanda dalam Perang Padri pada tahun 1803-1837. Ia lahir dengan nama Muhammad Shahab di Bonjol pada tahun 1772.
Ayah yang bernama Khatib Bayanuddin, merupakan ulama dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota, dan ibunya bernama Hamatun. Tuanku Imam Bonjol menyandang sejumlah gelar, di antaranya Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam.
Ia sosok pemimpin dari Harimau nan Salapan yang menunjuknya sebagai imam bagi kaum Padri di Bonjol. Nama Tuanku Imam Bonjol dikenal sebagai pemuka agama Islam yang santun. Kontribusinya dalam Perang Padri menjadi bagian penting dari sejarah Minangkabau.
Itulah informasi terkait beberapa tokoh inspiratif keturunan Minang, Sumatera Barat (Sumbar).*** HARIANHALUAN
Ayah yang bernama Khatib Bayanuddin, merupakan ulama dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota, dan ibunya bernama Hamatun. Tuanku Imam Bonjol menyandang sejumlah gelar, di antaranya Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam.
Ia sosok pemimpin dari Harimau nan Salapan yang menunjuknya sebagai imam bagi kaum Padri di Bonjol. Nama Tuanku Imam Bonjol dikenal sebagai pemuka agama Islam yang santun. Kontribusinya dalam Perang Padri menjadi bagian penting dari sejarah Minangkabau.
Itulah informasi terkait beberapa tokoh inspiratif keturunan Minang, Sumatera Barat (Sumbar).*** HARIANHALUAN
____________________________________________