4 Orang Minangkabau Berpengaruh di Dunia
Ahmad Khatib Al Minangkabawi merupakan salah satu orang Minang paling berpengaruh di dunia. Imam Khatib al mingkabawi lahir di Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Imam Khatib Al Minangkabawi merupakan satu-satunya orang diluar arab yang menjabat sebagai imam besar di Masjidil Haram Mekkah. Selain Imam Khatib Al Minangkabawi ternyata masih ada orang Minang lainnya yang punya pengaruh besar di dunia. Bahkan salah satunya ada yang jadi Presiden di luar negeri.
1. Raja Bagindo
Raja Bagindo Ali merupakan seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina Selatan pada akhir abad ke-14. Raja Bagindo datang ke Sulu pada tahun 1390. Kedatangannya ke Sulu tersebut untuk melanjutkan dakwah islam yang telah dirintis sebelumnya oleh seorang ulama besar keturunan Arab yaitu Karim ul-Makhdum.
Selain ke Sulu, Raja Bagindo juga mengembara ke Brunei, Serawak dan Sabah. Sampai akhir khayatnya, Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu. Sekitar tahum 1450 seorang Arab dari Johor yaitu Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu.Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo.
Setelah kematian Raja Bagindo, Abu bakr melanjutkan pengislaman di wilayah Sulu. Lalu pada tahun 1456 menantunya itu (Sharif ul-Hashim Syed Abu Bak) memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakar. Gelar paduka adalah gelar setempat yang berarti tuan, sedangkan mahasari bermaksud yang dipertuan.
2. Raja Sulaiman
Tidak banyak yang tahu bahwa tersebarnya agama islam di Filipina ialah di bawa oleh ulama Minangkabau yaKNI Raja Sulaiman. Sejarah menyebutkan bahwa sebelum kedatangan bangsa Spanyol di Filipina, berada di bawah kekuasaan Raja Sulaiman dari Minangkabau yang merupakan pendiri Filipina.
Disana ia telah menyebar agama islam hingga ke pelosok negeri. Seperti dilansir Harian Haluan dari Kanal Youtube Creative Hamdi, disebutkan pendiri kota Manila adalah Raja Sulaiman dari Minangkabau. Sedangkan Kerajaan Sulu di selatan Filipina didirikan oleh Raja Bagindo yang juga berasal dari Minangkabau.
3. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah
Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad syah I dikenal juga Raja Kecik atau Raja Kecil dari Pagaruyung. Ia merupakan saudara dari Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah yang kemudian mendirikan Kesultanan Siak Sri Indrapura.
Raja kecil putra Pagaruyung didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis yang sekaligus melepas Siak dari pengaruh Johor. Berdasarkam historis Siak, Raja Kecil merupakan putra dari Sultan Mahmud, sultan Johor yang terbunuh pada tahun 1717.
Raja Kecil berhasil nenguasai kesultanan johor sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai sultan johor dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor. Namun pada tahun 1722 karena pengkhianatan beberapa bangsawan Johor, Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah tersingkir yang kemudian pindah ke Siak dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahannya pada tahun 1723.
4. Yusof bin Ishaq
Yusof bin Ishaq adalah presiden pertama Singapura kelahiran 1910. Kedua orang tuanya merupakan asli Indonesia. Ayahnya adalah seorang Minangkabau dan ibunya seorang melayu langkat.
Pada tanggal 3 desember 1959, Yusof dilatik sebagai kepala negara (Yang Dipertuan Negara) Singapura. Ia merupakan warga negara singapura yang pertama kali memegang jabatan presiden, pada tanggal 9 agustus 1965, saat Singapura keluar dari federasi Malaysia dan merdeka.
Kemudian status Yusof bin Ishaq berubah menjadi Presidan Singapura negara kepulauan hingga tahun 1970, ketika Yusof meninggal.
Imam Khatib Al Minangkabawi merupakan satu-satunya orang diluar arab yang menjabat sebagai imam besar di Masjidil Haram Mekkah. Selain Imam Khatib Al Minangkabawi ternyata masih ada orang Minang lainnya yang punya pengaruh besar di dunia. Bahkan salah satunya ada yang jadi Presiden di luar negeri.
1. Raja Bagindo
Raja Bagindo Ali merupakan seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina Selatan pada akhir abad ke-14. Raja Bagindo datang ke Sulu pada tahun 1390. Kedatangannya ke Sulu tersebut untuk melanjutkan dakwah islam yang telah dirintis sebelumnya oleh seorang ulama besar keturunan Arab yaitu Karim ul-Makhdum.
Selain ke Sulu, Raja Bagindo juga mengembara ke Brunei, Serawak dan Sabah. Sampai akhir khayatnya, Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu. Sekitar tahum 1450 seorang Arab dari Johor yaitu Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu.Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo.
Setelah kematian Raja Bagindo, Abu bakr melanjutkan pengislaman di wilayah Sulu. Lalu pada tahun 1456 menantunya itu (Sharif ul-Hashim Syed Abu Bak) memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakar. Gelar paduka adalah gelar setempat yang berarti tuan, sedangkan mahasari bermaksud yang dipertuan.
2. Raja Sulaiman
Tidak banyak yang tahu bahwa tersebarnya agama islam di Filipina ialah di bawa oleh ulama Minangkabau yaKNI Raja Sulaiman. Sejarah menyebutkan bahwa sebelum kedatangan bangsa Spanyol di Filipina, berada di bawah kekuasaan Raja Sulaiman dari Minangkabau yang merupakan pendiri Filipina.
Disana ia telah menyebar agama islam hingga ke pelosok negeri. Seperti dilansir Harian Haluan dari Kanal Youtube Creative Hamdi, disebutkan pendiri kota Manila adalah Raja Sulaiman dari Minangkabau. Sedangkan Kerajaan Sulu di selatan Filipina didirikan oleh Raja Bagindo yang juga berasal dari Minangkabau.
3. Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah
Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad syah I dikenal juga Raja Kecik atau Raja Kecil dari Pagaruyung. Ia merupakan saudara dari Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah yang kemudian mendirikan Kesultanan Siak Sri Indrapura.
Raja kecil putra Pagaruyung didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis yang sekaligus melepas Siak dari pengaruh Johor. Berdasarkam historis Siak, Raja Kecil merupakan putra dari Sultan Mahmud, sultan Johor yang terbunuh pada tahun 1717.
Raja Kecil berhasil nenguasai kesultanan johor sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai sultan johor dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor. Namun pada tahun 1722 karena pengkhianatan beberapa bangsawan Johor, Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah tersingkir yang kemudian pindah ke Siak dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahannya pada tahun 1723.
4. Yusof bin Ishaq
Yusof bin Ishaq adalah presiden pertama Singapura kelahiran 1910. Kedua orang tuanya merupakan asli Indonesia. Ayahnya adalah seorang Minangkabau dan ibunya seorang melayu langkat.
Pada tanggal 3 desember 1959, Yusof dilatik sebagai kepala negara (Yang Dipertuan Negara) Singapura. Ia merupakan warga negara singapura yang pertama kali memegang jabatan presiden, pada tanggal 9 agustus 1965, saat Singapura keluar dari federasi Malaysia dan merdeka.
Kemudian status Yusof bin Ishaq berubah menjadi Presidan Singapura negara kepulauan hingga tahun 1970, ketika Yusof meninggal.
See Other Articles |